KHASIAT PUASA BAGI
KESEHATAN
JASMANI DAN ROHANI
![]() |
|||||
![]() |
![]() |
||||
DIBUAT OLEH
FADHIEL MUHAMMAD RAZAQI
ERI ABDILLAH
WAHYU IKHSANUL MUTTAQIN
KELAS
XII
SMAN 10 SAMARINDA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bulan ini ialah bulan dimana, semua umat islam di seluruh dunia,
terutama Indonesia khususnya, menyambutnya dengan penuh sukacita. Bulan ini
lebih dikenal dengan nama Bulan suci Ramadhan. Pada bulan suci ini, seluruh
umat islam melaksanakan ibadah yang sering kita kenal dengan nama “ PUASA “ dan
wajib hukumnya bagi kita untuk melaksanakannya.
Namun tidak hanya puasa saja, tapi kita juga harus mengisi puasa
tersebut dengan kegiatan-kegiatan bermanfaat yang dapat menambah nilai plus
bagi kita di bulan suci Ramadhan ini.
Puasa merupakan kegiatan untuk menahan rasa haus dan lapar mulai
dari terbitnya matahari sampai terbenamnya matahari sampai terbenamnya
matahari. Beberapa orang hanya menganggap bahwa mengerjakan puasa itu hanya
sebatas menahan rasa haus dan lapar saja, tapi tahukah kalian apa saja khasiat
dari puasa ini bagi kesehatan kita baik itu kesehatan jasmani maupun juga
kesehatan rohani. Research Project saya kali ini akan mengangkat sebuah
informasi atau pengetahuan tentang “ Khasiat dari puasa bagi kesehatan jasmani
dan rohani “.
B. Rumusan Masalah
1. Apa
Khasiat dari puasa bagi kesehatan jasmani dan Rohani ?
C. Tujuan Penulisan
1.
Agar
masyarakat mengerti dan memahami makna dari bulan suci ramadhan.
2.
Supaya
masyarakat dapat lebih mendekatkan diri mereka kepada Allah S.W.T
D. Manfaat Penelitian
1. Masyarakat jadi lebih mendekatkan diri kepada Allah S.W.T
khususnya dalam hal ibadah.
BAB II
KAJIAN
TEORI
A. Kajian Pustaka
Saum atau puasa dalam islam (Arab: صوم)
secara bahasa artinya menahan atau mencegah. Menurut syariat agama Islam
artinya menahan diri dari makan dan minum serta segala perbuatan yang bisa
membatalkan puasa, mulai dari terbit fajar hinggalah terbenam matahari, dengan
syarat tertentu, untuk meningkatkan ketakwaan seorang muslim. Perintah puasa
difirmankan oleh Allah pada Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 183.
"Hai orang-orang yang beriman,
diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas umat-umat sebelum
kamu, agar kamu bertakwa.”
Puasa dalam bahasa Arab di sebut
al-shaum yang berarti menahan (imsak). Sedangkan secara terminologis, puasa
adalah suatu ibadah yang diperintahkan Allah kepada hamba-Nya yang beriman
dengan cara mengendalikan diri dari syahwat makan, minum, dan hubungan seksual
serta perbuatan-perbuatan yang merusak nilai puasa pada waktu siang hari sejak
terbit fajar sampai terbenam matahari (MUI DKI Jakarta, 2006:15).
B.
Kerangka Pemikiran
Puasa merupakan salah satu perilaku
manusia yang merupakan bentuk ritualistik dalam teori stark tentang aspek aspek
dari religiusitas.ritual puasa ini ada pada setiap agama. puasa merupakan
bentuk ritual menahan untuk tidak makan dan minum serta menahan dorongan nafs.
dalam kajian psikologi psikoanalisa disebutkan bahwa manusia memiliki
kecenderungan untuk memperturutkan dorongan ID nya yang bersumber dari
kebutuhan fisik.
Kenapa ritual puasa ini penting bagi
perkembangan psikis seseorang, tidak lain proses “menahan” inilah yang
menempatkan puasa menduduki ritual penting. Menahan untuk tidak makan dan minum
menjadikan superego lebih kuat dalam diri seseorang serta memperkuat ego agar
tidak mengikuti dorongan dorongan biologis yang mengarah kepada kepuasan dan
kenikmatan (pleasure principle). Konstelasi kejiwaan yang demikian akan
menyebabkan kehidupan psikis secara keseluruhan lebih baik (psichological well
being). (psikoanalisa)
Perilaku manusia dimotivasi oleh sesuatu yang
mendasar. Secara berurutan, dari bawah yaitu fisiologi (makan, minum, seks),
rasa aman, kasih sayang, harga diri dan aktulisasi diri. Puncak tertingginya
adalah aktualisasi diri. Seorang manusia sudah tidak berpikir tentang harga
diri, jika dirinya bisa menuangkan idealisme, berkonsentrasi penuh dalam
aktivitas yang dicintainya. Sebagaimana ilustrasi seorang profesor filsafat
yang mengajar dengan baju sederhana dan hanya menaiki sepeda. (Maslow)
Sebaliknya, motivasi dasar seorang manusia yang melakukan tindak
pencurian, mayoritas adalah karena rasa lapar. Ketiadaan bahan makanan membuat
mereka termotivasi mengambil yang bukan haknya. Gerombolan perampok selalu
diawali karena kepapaan kolektif, kemiskinan yang marak menggejala. Sehingga
selalu saja, alasan tindak kejahatan mayoritas adalah soal ekonomi yang minim.
Seorang pencuri ketika digelandang
polisi, mungkin masih bisa tersenyum bahkan tertawa-tawa. Hal itu, karena dia
tidak membutuhkan rasa aman atau harga diri. Bandingkan dengan mayoritas kita
yang menyelamatkan muka dari malu adalah tindakan yang utama. Digelandang
polisi adalah sebuah hal yang sangat memalukan. Gengsi itu bagian dari piramida
ketiga Maslow.
Ramadan adalah saat di mana terjadi pengasahan kepekaan
spiritual dan intelektual. Siklus hidup diatur sedemikian rupa, laku ritual
dinaikkan intensitasnya. Di saat bersamaan ledakan keinginan negatif dilakukan
dengan ketat. Menjadi lapar adalah pilihan, tapi berbeda dengan lapar biasa,
dalam Ramadan warna, nilai dan spirit yang dikedepankan adalah ihsan. Perasaan
selalu berada dalam pengawasan Tuhan.
Itulah sebabnya, teori yang memiliki korelasi dengan puasa
justru adalah langkah ketujuh dari The Seven Habits: The Most Effective People
(1997) karangan Steven R Covey, yaitu “mengasah gergaji” (sharpen the saw).
Kebiasaan mengasah gergaji dihasilkan dari kemampuan pembaruan diri yang
diaktualkan secara optimal.
Dikatakan kebiasaan efektif karena dengan terus mengasah gergaji
(baca: pengembangan diri) dapat mengurangi kemungkinan yang menyebabkan
kegagalan atau kelambanan menyelesaikan masalah akibat perubahan keadaan.
Salah satu kebiasaan efektif yang
mampu merubah manusia menjadi berhasil adalah kemampuannya untuk mengasah terus
menerus segala tools of life yang dianugerahkan Tuhan kepadanya. Termasuk dalam
hal ini adalah jasad, kepekaan intelektual dan ruh spiritual. Model pelatihan
itu sudah didesain sedemikian rupa berbentuk siklus tahunan.
Manusia dikategorikan mempunyai pribadi yang tidak sehat dan
akan mengalami berbagai masalah apabila hati dan akalnya kurang berfungsi
sehingga tidak mampu mengontrol dan mengendalikan kekuatan nafsunya yang selalu
mendorong kepada kejahatan. Menurut pandangan Islam, kurang berfungsinya hati
dan akal antara lain disebabkan oleh karena terlalu banyak makan dan minum,
pandangan ini didasarkan pada Hadis Rasulullah saw (Muhammad, tt., 144) sebagai
berikut:
Artinya: Jangan kamu mematikan hatimu (pikiranmu) dengan banyak
makanan dan minuman, karena sesungguhnya hati (pikiran) itu bagaikan tana-man,
ia akan mati jika terlalu banyak air (Bahasa Indoneisa oleh Muhammad).
Senada dengan Hadist di atas, Luqman Al Hakim, seorang waliullah
yang namanya diabadikan dalam Alquran (Muhammad, tt: 145) pernah menasihati
anaknya dengan mengatakan:
Artinya: Wahai anakku! Apabila perut
besarmu terlalu penuh, maka pikiran menjadi beku, hikmah akan membisu dan
anggota badan akan malas mengerjakan ibadah (Bahasa Indonesia oleh Muhammad).
C.
Manfaat
Puasa merupakan salah satu amalan batin yang tidak perlu
diketahui oleh orang lain. Saat melaksanakan puasa, seseorang harus mampu
menahan keinginan-keinginannya, seperti keinginan untuk makan, minum, marah,
keinginan nafsu seksual, dan sebagainya.Orang yang melaksanakan ibadah puasa
berarti melatih dirinya untuk membimbing atau mengendalikan hawa nafsu dan
menahan diri dari dorongan-dorongan naluri yang bersifat negatif, atau dalam
istilah psikologi disebut self-control.
Abu Hurairah, sebagaimana yang diriwayatkan oleh At-Thabrany
(dalam Wahjoetomo, 1997: 15), menyatakan bahwa Rasulullah saw bersabda yang
artinya “Berpuasalah kamu, niscaya kamu sehat.”
Pengertian sehat sebagai hikmah dari ibadah puasa yang
dinyatakan oleh Rasulullah SAW bukan sekedar mengandung pengertian sehat secara
fisik/jasmani, tetapi juga mengandung pengertian sehat secara psikis/rohani.
Hasil penelitian Wahjoetomo (1997) dan Najib (1990) menyimpulkan bahwa ibadah
puasa bermanfaat untuk meningkatkan kesehatan fisik atau jasmani.
Pada saat seseorang melaksanakan
ibadah puasa, maka terjadi pengurangan jumlah makanan yang masuk ke dalam
tubuhnya sehingga kerja beberapa organ tubuh seperti hati, ginjal, dan lambung
terkurangi. Puasa memberikan kesempatan kepada metabolisme (pencernaan) untuk
beristirahat beberapa jam sehingga efektivitas fungsionalnya akan selalu normal
dan semakin terjamin. Di samping memberikan kesempatan kepada metabolisme
(pencernaan) untuk beristirahat beberapa jam, puasa juga memberikan kesempatan
kepada otot jantung untuk memperbaiki vitalitas dan kekuatan sel-selnya.
Disamping bermanfaat untuk
meningkatkan kesehatan fisik atau jasmani, Cott (Ancok & Suroso, 1995),
seorang ahli jiwa bangsa Amerika, menyebutkan bahwa pernah dilakukan eksperimen
untuk menyembuhkan gangguan kejiwaan dengan cara berpuasa. Eksperimen tersebut
dilaku-kan oleh Dr. Nicolayev, seorang guru besar pada The Moscow Psychiatric
Institute. Subyek penelitian dibagi menjadi dua kelompok yang sama besar baik
usia maupun berat ringannya penyakit yang diderita. Kelompok pertama diberi
pengobatan dengan ramuan obat-obatan, sedangkan kelompok kedua diperintahkan
untuk berpuasa selama 30 hari. Hasil eksperimen tersebut menyimpulkan bahwa
pasien-pasien yang tidak bisa disembuhkan dengan terapi medik ternyata bisa
disembuhkan dengan cara berpuasa, selain itu kemungkinan pasien untuk tidak
kambuh lagi setelah 6 tahun kemudian ternyata tinggi dengan terapi melalui
puasa. Cott juga menyebutkan bahwa penyakit susah tidur (insomnia), dan rasa
rendah diri juga dapat disembuhkan dengan cara melakukan puasa.
Puasa juga berpengaruh pada kesehatan
mental. Ganguan mental dapat berakar dari tidak terpenuhinya kebutuhan psikis
dasar yang berasal dari kekhasan eksistensi manusia yang harus dipuaskan,
tetapi cara memuaskan psikis itu bermacam-macam, dan perbedaan cara pemuasan
kebutuhan tersebut serupa dengan perbedaan tingkat gangguan mental. Zakiah
Daradjat (1995:78) menuturkan, pelaksanaan agama dalam kehidupan sehari-hari
dapat membentengi seseorang dari gangguan jiwa (mental) dan dapat pula
mengembalikan jiwa bagi orang yang gelisah. Karena kegelisahan dan kecemasan
yang tidak berujung pangkal itu, pada umumnya berakar dari ketidak puasan dan
kekecewaan, sedangkan agama dapat menolong seseorang untuk menerima kekecewaan
sementara dengan jalan memohon ridla Allah dan terbayangkan kebahagian yang
akan dirasakan di kemudian hari.
Manfaat puasa yang lain juga dapat dibuktikan secara alamiah
adalah peremajaan kambali dan perpanjangan harapan hidup. Metabolism yang lebih
rendah, produksi protein yang lebih efsian, meningkatnya system kekebalan, dan
bertambahnya produsi hormon, berkontribusi terhadap manfaat puasa.
Sedangkan menurut beberapa penelitian
lain, puasa dapat memperbaiki kolesterol darah. Kadar kolesterol darah yang
tinggi dalam jangka panjang akan menyumbat saluran pembuluh darah dalam dentuk
aterosklerosis (pengapuran atau pengerasan pembuluh darah). Yang mana dari
hasil panelitian ini dapat miningkatkan kolesterol darah HDL, yang dikenal
sebagai kolesterol darah baik karena dapat menurangi resiko terkadinya
aterosklerosis, sebesar 25 mg persen dan menurunkan lemak trgliserol sekitar 20
mg persen. Lemak trigliserol merupakan bahan pembentuk kolesterol LDL yang
dikenal sebagai kolesterol jahat, karena memiliki sifat berlawanan dengan HDL.
Dengan puasa dapat mengurangi risiko terjadinya stroke.
BAB III
METODOLOGI
A. Jenis Penelitian
Sejalan dengan tujuan yang ingin diperoleh dalam penelitian ini,
maka jenis penelitian ini adalah Penelitian Penjelasan. Yang dimaksud dengan Penelitian
Penjelasan adalah Penelitian yang menyoroti hubungan antar variable dengan
menggunakan kerangka pemikiran terlebih dahulu, kemudian dirumuskan dalam
bentuk hipotesis.
B. Definisi Operasional
Untuk memperjelas ruang lingkup penelitian ini, maka dari
masing-masing definisi Operasional dapat dijelaskan seperti berikut.
a.
Definisi Operasional
Merupakan suatu definisi mengenai variable yang dirumuskan
berdasarkan karakteristik-karakteristik variable tersebut yang dapat diamati.
Puasa adalah pangkal segala obat terutama dalam bidang kesehatan baik
jasmani maupun rohani, terapi kesehatan jiwa yang hakekatnya adalah
pengendalian diri serta kemampuan ini merupakan salah satu ciri utama jiwa yang
sehat, mengendalikan stress terutama dalam keadaan yang penuh tekanan sehingga
mereka tidak bisa merasakan kehidupan
yang damai dan tenang. Disinilah peranan puasa sebagai pengendali stress.
Minimal bisa membangkitkan energy mental agar bersemangat, percaya diri dan
optimis, sehingga bersikap pantang mundur serta selalu terpacu untuk mencapai
prestasi (Susetyo, 2008:16)
C. Sumber data
Adapun data yang dipergunakan yaitu :
a. Data
Primer
Adapun yang akan dijadikan subyek dalam penelitian adalah
Teman-teman dari Langgar “ NURUL JANNAH “ dimaksudkan untuk pengambilansampel
penelitian.
b. Data
Sekunder
Data penunjang dari data primer yang diperoleh melalui buku-buku
dan dokumen maupun lainnya yang berkaitan dengan permasalahan yang ada. Data
sekunder bersumber dari perpustakaan, dokumen-dokumen yang tersimpan di
lembaga-lembaga/Instansi yang umumnya berupa file-file di Pepustakaan Daerah
Kalimantan Timur.
D. Populasi Dan Sampel
Populasi didefinisikan sebagai kelompok subjek yang hendak dikenai
generalisasi hasil penelitian. Populasi penelitian ini adalah seluruh warga
yang ada disekitar Langgar “ NURUL JANNAH “. Sedangkan sampel adalah bagian
dari populasi. Artinya, sejumlah individu yang diambil dari populasi atau dapat
dikatakan objek yang sesungguhnya dari penelitian.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
:
a. Observasi
Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara
pengumpulan data dengan melakukan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang
berlangsung. Metode ini digunakan untuk mengamati langsung keadaan
pemuda-pemuda di Langgar “ NURUL JANNAH “ dalam melakukan puasa.
b. Interview
Interview atau wawancara adalah percakapan yang dilakukan dengan
maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak yaitu, wawancara
(interviwer) dan wawancara (Lexy, 2005: 186). Metode ini digunakan untuk
memperoleh informasi-informasi dari Ustadz dan pemuda-pemuda yang dapat
dijadikan sumber data tentang Khasiat Puasa Bagi Kesehatan Jasmani dan Rohani.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Manfaat
Ketika Ramadhan tiba, umat islam mendapatkan kesempatan untuk
berburu pahala sebanyak-banyaknya. Salah satunya ibadah wajib di bulan ramadhan
adalah puasa, yaitu menahan rasa lapar dan haus serta menahan hawa nafsu dari
terbitnya matahari sampai terbenamnya matahari.
Puasa di bulan ramadhan dilakukan selama 29-30 hari dan berakhir
pada tanggal 1 Syawal. Dibalik ibadah ini menyimpan berbagai macam hikmah dan
manfaat bagi diri kita, yaitu tentunya kesehatan jasmani dan rohani.
Kesehatan Jasmani berkaitan dengan kondisi badan kita secara fisik,
sedangkan kesehatan rohani berkaitan dengan hati atau mental kita. Berikut
Khasiat Puasa bagi kesehatan jasmani dan rohani.
Manfaat
Puasa Ramadhan bagi kesehatan rohani :
1. Pikiran lebih tenang dan tentram
“ Selama bulan puasa tingkah laku menjadi
lebih sabar dan tenang dalam menghadapi masalah .” (Ustadz Syarwani)
“ Pelaksanaan agama dalam kehidupan sehari-hari dapat
membentengi seseorang dari gangguan jiwa (mental) dan dapat pula mengembalikan
jiwa bagi orang yang gelisah. Karena kegelisahan dan kecemasan yang tidak
berujung pangkal itu, pada umumnya berakar dari ketidak puasan dan kekecewaan,
sedangkan agama dapat menolong seseorang untuk menerima kekecewaan sementara
dengan jalan memohon ridla Allah dan terbayangkan kebahagian yang akan dirasakan
di kemudian hari. “ Zakiah Daradjat
(1995:78)
2. Intensitas Iman dan ibadah
meningkat
“ Selama
di bulan ramadhan kegiatan beribadah menjadi meningkat terutama Shalat dan
mengaji .” (Ustadz Syarwani)
Manfaat Puasa Ramadhan bagi kesehatan jasmani :
1. Menyehatkan Ginjal
Fungsi
ginjal akan maksimal bila kekuatan osmosis urin mencapai 1000 sampai 12.000 ml
osmosis/kg air. Dengan kurangnya asupan air pada saat puasa maka target
tersebut dapat tercapai.
2. Mencegah Diabetes
Diabetes
disebabkan karena tingginya kadar gula dan kolesterol dalam tubuh. Dengan
berpuasa konsumsi gula dan makanan berlemak akan lebih terkontrol sehingga
dapat mencegah diabetes dan penyakit keturunan.
3. Mencegah Obesitas
Puasa
akan mampu mencegah obesitas karena saluran pencernaan dan usus akan lebih
bersih dari endapan sisa makanan. Jika pencernaan bersih maka sisa endapan yang menumpuk di perut
tidak ada sehingga membuat badan lebih sehat dan tidak memiliki berat badan
berlebih.
4. Baik untuk kesehatan
jantung dan pembuluh darah
Penyakit
Jantung merupakan penyakit yang ditakuti banyak orang. Penyakit ini telah
membunuh banyak orang karena adanya gaya hidup yang tak sehat. Untungnya dengan
berpuasa, kita akan membantu meningkatkan kesehatan jantung sehingga terbebas
dari resiko serangan jantung. Ketika berpuasa tubuh melakukan peningkatan HDL
dan penurunan LDL yang berdasarkan penelitian beberapa pakar akan sangat baik
untuk kesehatan jantung dan pembuluh darah.
5. Mencegah penyakit kronis
Puasa
menahan rasa lapar dan haus serta menahan amarah. Keadaan ini akan semakin
tenang sehingga dapat menurunkan kadar adrenalin dalam tubuh. Turunnya
adrenalin akan mencegah pembentukan kolesterol dan kontraksi empedu yang lebih
baik sehingga dapat mencegah timbulnya penyakit kronis seperti jantung coroner
dan stroke.
6. Mampu berpikir lebih tajam
dan kreatif
Puasa
membuat pikiran menjadi lebih tenang dan juga melambat, uniknya menurut
penelitian ternyata pikiran yang melambat ini membuatya justru bekerja lebih
tajam. Selain itu ditinjau dari segi insting, masalah rasa lapar adalah masalah
kelanjutan hidup sehingga wajar jika rasa lapar memaksa kita untuk berpikiran
lebih tajam dan kreatif.
7. Meningkatkan kekebalan
tubuh
dibalik
kewajiban menahan rasa haus dan lapar serta menahan hawa nafsu mulai dari
setelah waktu sahur sampai waktu maghri, puasa juga menyimpan banyak maslahat
bagi manusia. Manfaat puasa selain meningkatkan aspek rohani, juga meningkatkan
daya tahan tubuh serta meremajakan tubuh dari sel-sel yang telah mati.
8. Menyembuhkan nyeri sendi
Sel
penetral alami dalam tubuh akan meningkat saat puasa. Dengan ini lambat laun
penyakit encok dan nyeri sendi akan menuju kesembuhan. Sebuah penelitain para
pakar menemukan adanya korelasi antara meningkatnya kemampuan sel penetral
(Pembasmi bakteri) dengan membaiknya radang sendi penyebab encok.
9. Menyembuhkan Penyakit Jiwa
Cott (Ancok &
Suroso, 1995), seorang ahli jiwa bangsa Amerika, menyebutkan bahwa pernah
dilakukan eksperimen untuk menyembuhkan gangguan kejiwaan dengan cara berpuasa.
Eksperimen tersebut dilaku-kan oleh Dr.
Nicolayev, seorang guru besar pada The Moscow Psychiatric Institute. Subyek
penelitian dibagi menjadi dua kelompok yang sama besar baik usia maupun berat
ringannya penyakit yang diderita. Kelompok pertama diberi pengobatan dengan
ramuan obat-obatan, sedangkan kelompok kedua diperintahkan untuk berpuasa
selama 30 hari. Hasil eksperimen tersebut menyimpulkan bahwa pasien-pasien yang
tidak bisa disembuhkan dengan terapi medik ternyata bisa disembuhkan dengan
cara berpuasa, selain itu kemungkinan pasien untuk tidak kambuh lagi setelah 6
tahun kemudian ternyata tinggi dengan terapi melalui puasa. Cott juga
menyebutkan bahwa penyakit susah tidur (insomnia), dan rasa rendah diri juga
dapat disembuhkan dengan cara melakukan puasa.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Puasa sangat menyehatkan untuk tubuh
dan dapat menjadi suatu metode detoksifikasi (pembersihan darah) yang sangat
baik. Abdul Mujib, M. Ag dan Jusuf Mudzakir, Msi, dalam buku berjudul
Nuansa-Nuansa Psikologi Islam, menulis dengan puasa fisik seperti menahan
lapar, minum, dan hubungan seksual, maupun puasa psikis seperti manahan hawa
nafsu dari mencuri, marah, dengki, iri hati, angkuh, perilaku agrsif dan
sebagainya, maka akan mengobati rasa sakit seseorang yang bersemayam dihatinya.